Friday, October 19, 2012

Figur Sang Pemimpin Sejati

Assalamualaikum....

12 hari telah berlalu setelah kepulangan beliau kepelukan Allah SWT, rasanya "papah" (pangilan sayang untuk alm) masih ada disekitar kita hingga saat ini, memang sangat berat rasanya untuk bisa melupakan begitu saja kenangan-kenangan indah bersama beliau, lebih dari 22 tahun beliau selalu mendampingi saya mulai dari saya dilahirkan ke dunia ini hingga detik-detik terakhir beliau berada di dunia pun beliau masih setia berada disamping saya hingga kemudian beliau wafat pada tanggal 7 Oktober 2012, pukul 07.05 pagi di usia 60 tahun. Beliau merupakan sosok pemimpin sejati yang pernah saya kenal sepanjang hidup saya, seseorang yang baik, ramah, taat beribadah, tegar, kuat, jujur, pekerja keras, penolong sesama, bijaksana, dan tentunya penyayang keluarga, mungkin tulisan ini tidak akan pernah cukup untuk bisa mendeskripsikan seorang sosok pemimpin seperti beliau.


Satu kalimat dari beliau yang tidak akan pernah bisa saya lupakan, kalimat itu memiliki makna yang sangat besar bagi saya dan orang terdekat beliau, kalimat itu adalah
"Jadi lah orang yang jujur....". Iya..."jujur" kata yang terdiri dari 5 huruf ini sangat lah berarti dan berperan besar dalam kehidupan beliau. Karena menurut beliau hanya kejujuran lah yang akan menghantarkan kamu kesegala kesusksesan dan pencapaian hidup kamu. Beliau merupakan seseorang anak lelaki yang berasal dari keluarga sederhana, disebuah kota kecil yang bernama Purwokerto - Jawa Tengah beliau dilahirkan tepatnya pada tanggal 12 Maret 1952, anak ketiga dari 5 bersaudara ini merupakan anak seorang anggota polisi yang mungkin penghasilannya hanya cukup untuk membeli makan sehari-hari. Akan tetapi beliau dan keempat saudara lainya tidak hanya pasrah menerima keadaan tersebut, beliau berjuang dengan keras untuk membantu kedua orangtuanya.

Hingga akhirnya beliau bisa menyelesaikan bangku SMA-nya dan merantau ke Jakarta. Singkat cerita dari Jakarta beliau mendapat sebuah pekerjaan di daerah Cibinong - Bogor dan disinilah awal mula pertemuan beliau dengan Ibu saya yang sekarang telah menjadi istri beliau, Kebetulan beliau dan Ibu saya bekerja pada perusahaan yang sama dan dari pertemuan itu lah akhirnya hubungan mereka berlanjut hingga ke jenjang pernikahan dan dikarunai tiga orang anak. Saya sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, saya memiliki satu kakak perempuan dan satu adik laki-laki. Semenjak beliau memutuskan untuk hidup bersama Ibu saya beliau sudah bertekad untuk berkerja keras demi kesejahteraan hidup kami semua, disamping beliau bekerja di kantor, di sela-sela waktu dan kesibukan nya terkadang beliau menyempatkan diri untuk berjualan, mulai dari makanan, minuman, pakaian, hingga ke peralatan olahraga, peralatan bulu tangkis dan sepak bola terutama. Oiya beliau merupakan penggila olah raga sepak bola dan badminton, beliau sering mendapatkan juara dan piala dari hobi-nya tersebut, sayang nya tidak ada dari kami anaknya yang menjadi atlet sepak bola ataupun badminton :) Tapi semenjak kecil saya selalu diajak beliau untuk ikut ke berbagai pertandingan sepak bola dan juga badminton, beliau lah orang pertama yang mengajak saya menonton sepak bola langsung di Stadion Gelora Bungkarno Senayan dan beliau juga lah yang mengajarkan saya bermain badminton di badminton hall.

Hingga pada saat beliau sudah tidak bekerja lagi di kantor dikarenakan sudah pensiun, beliau masih tetap menjalankan hobi berdagang dan olahraga nya itu. Sampai akhir nya kondisi kesehatan nya mulai menurun 
pada tahun kedua beliau pensiun dari pekerjaan nya. Bebagai penyakit mulai menyerang nya, hingga pada awal tahun 2010 beliau harus masuk ke ruang operasi untuk mengobati radang lambung nya yang sudah kronis, kurang lebih 2 bulan beliau dirawat di rumah sakit hingga akhir nya beliau menjalani pengobatan alternatif dan setelah 6 bulan kemudian beliau dapat pulih kembali, walaupun dokter sudah memfonis beliau untuk tidak melakukan hal-hal atau kegiatan yang terlalu berat. Tapi beliau masih memiliki semangat hidup yang kuat seperti orang yang sehat dan tidak pernah sakit, di tahun ke empat masa pensiun nya beliau telah mencapai keberhasilan yang begitu besar dengan sukses mengantarkan kakak perempuan saya hingga ke jenjang magister dan saya hingga ke jenjang sarjana, sedangkan adik saya yang kecil masih duduk di bangku SMA pada saat itu. Di penghujung tahun 2011, salah satu cita-cita terbesarnya terwujud, menikahkan kakak perempuan saya dengan seorang laki-laki pilihan nya.


Pada awal tahun 2012 beliau menjalani proses operasi kedua nya dan semenjak itu lah kondisi beliau semakin memburuk, berbagai macam pengobatan sudah beliau jalani namun hasil nya masih belum maksimal, tubuh nya semakin lemah dan sakit, beliau sudah tidak mampu lagi melakukan berbagai macam akitivitas di luar rumah dan hanya bisa duduk dan terbaring lemah di kasur. Miris dan sedih rasanya kalau mengingat masa-masa tersebut, masa dimana beliau merasa tidak berdaya dan tidak mampu lagi untuk melakukan aktivitas nya seperti biasa dulu. Semangat hidupnya mulai menurun tapi beliau merasa sangat bahagia ketika mendengar bahwa kakak perempuan saya telah mengandung seorang anak yang nanti akan menjadi cucu pertama nya.

Pada lebaran Idulfitri september 2012 ini lah beliau merasa dirinya sudah kembali seperti dahulu, sehat, kuat dan ingin bersilatuhrahmi ke semua sanak saudara nya yang berada di Bogor dan di Jakarta. Beliau pun sempat mengajak kami semua untuk berkumpul jalan-jalan dan makan bersama di Kebun Raya Bogor, walaupun dengan kondisi tubuh nya yang sedang sakit namun beliau tidak pernah menunjukan sedikit pun kepada kami semua hal tersebut dan memang itu lah perjalan wisata kami terakhir dengan beliau menikmati indah nya kebersamaan dalam kehangantan sebuah keluarga. Hingga pada tanggal 6 oktober 2012 beliau harus kembali masuk ke dalam perawatan ICU di rumah sakit, karena saya anak lelaki tertua dalam keluarga, saya selalu menemani beliau semenjak beliau pertamakali di operasi, oprasi kedua, hingga harus masuk kembali ke ICU rumah sakit. Tepat pada pukul 05.00 pagi tanggal 7 oktober 2012 seorang suster menemui saya dan memberitahukan kepada saya bahwa kondisi papah saya sedang dalam keadaan kritis, pada saat tersebut saya masih dapat menuntun beliau untuk malafadzkan kalimat - kalimat syahadat dan Allah , pada pukul 07.00 pagi kami semua sudah berkumpul di ruang ICU dan tepat pada pukul 07.05 beliau dinyatakan sudah wafat dan kemabali ke pangkuan Allah SWT. Berbagai macam rasa berkecambuk dalam hati dan perasaan saya, disaat saya harus menyadari bahwa seseorang yang selama ini ada dan selalu mendampingi hidup saya dalam berbagai hal kini harus saya ikhlaskan untuk kembali ke Allah SWT. Setelah semua itu saya beserta keluarga segera kembali ke rumah untuk mempersiapkan pemakaman beliau, tepat pada adzan dzuhur proses pemakaman beliau pun selesai. Alhamdulilah saya masih diberikan kesempatan untuk berbakti kepada beliau dengan ikut langsung dalam proses pemakaman beliau hingga selesai dimakamkan. Pada saat saya menulis postingan ini pun, sangat berat rasanya untuk bisa mengingat kembali dan menceritakan kenangan indah dan kisah hidup bersama beliau.

Akan tetapi kami semua sudah mengikhlaskan kepergian beliau ke pangkuan Allah SWT dan semoga beliau diampuni segala dosa-dosa nya,diterima amal ibadah nya dan di tempatkan di syurga nya Allah SWT. Amien ya robbal allamin....

We will always love you ....

This story dedicated to My Beloved Father

Lasiman
12 Maret 1952 - 07 Oktober 2012

From your Beloved Wife, Daughter and Son


Benhil - Jakarta | 19 Oktober 2012 | 02.47 A.M

2 comments:

  1. A man with a friendly smile, listeners also suggestion respecting his interlocutor. someone with a spirit of patience. and the man who carved memories to everyone who knew him.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes,He is. Thats absolutly right....
      Thanks for your appreciation... :)

      Delete

//wibiya toolbar